Rencana Aturan 'Wajib Rok' Dibatalkan
Wuhan, Cina - Induk organisasi bulutangkis dunia akhirnya memutuskan untuk membatalkankan rencana membuat peraturan yang mewajibkan para pemain putri untuk mengenakan rok. Dalam pernyataan yang disampaikan pejabatnya, disebutkan bahwa mereka takut akan timbulnya kontroversi selama penyelenggaraan Olimpiade.
BWF tahun lalu membuat kehebohan ketika mereka berencana mewajibkan pemakaian rok atau baju terusan bagi pemain putri, yang katanya merupakan salah satu cara untuk menarik lebih banyak penggemar, namun hal tersebut kemudian ditunda tanpa batas waktu.
Wakil Presiden BWF, Paisan Rangsikitpho, mengatakan bahwa peraturan mengenai rok - yang mendapat kritik keras dari Cina, Indonesia, dan India, serta partai muslim di Malaysia - akhirnya dibatalkan, dua bulan menjelang Olimpiade London.
"Kami telah membatalkan peraturan (mengenai pemain putri wajib mengenakan rok) itu," ucapnya saat menyaksikan pertandingan Piala Thomas dan Uber di Wuhan, Cina, yang berakhir pada Minggu.
Namun BWF tetap 'mendesak' para pemain untuk berusaha tampil semenarik mungkin di depan kamera, supaya dapat menarik lebih banyak penonton, dan juga memberikan 'tekanan' kepada para pemain putra dan putri, untuk memaksimalkan penampilan mereka.
"Kami hanya ingin mendorong para pemain putri dan putra untuk berpakaian dengan benar dan tepat. Kami ingin mereka berpakaian dengan indah, enak dilihat, dan profesional," kata Paisan, sambil menggarisbawahi strategi BWF untuk meningkatkan profil (daya jual) olahraga ini.
BWF juga mengharapkan adanya 'kerja sama yang baik antara para pemain dan sponsor-sponsor apparel (alat perlengkapan olahraga), artinya diharapkan semakin banyak penawaran menarik dari produsen pakaian olahraga dan semakin banyak pemain yang mengenakannya.
Jan Lin, pejabat media dan komunikasi BWF, mengatakan perlunya untuk tampil bagus juga dimaksudkan supaya bisa mendapatkan lebih banyak peliputan di televisi.
"Untuk mendapatkan lebih banyak peliputan di TV ada banyak harapan atas penyajian mengenai olahraga ini," kata Jan.
"Tanggung jawab ada di BWF untuk mempersiapkan pemain agar tampil menarik di hadapan kamera dan juga di mata publik...dengan tampil menarik di atas lapangan merupakan salah satu cara supaya dilirik TV dan sponsor."
Bulutangkis sangat populer di sebagian besar wilayah Asia, namun masih kalah populer dan sulit bersaing dengan beberapa cabang olahraga lainnya seperti sepak bola dan tenis. Hadiah uang yang lebih besar, memunculkan lebih banyak bintang, dan menambah tayangan tv, merupakan bagian dari rencana untuk menarik lebih banyak penggemar.
Karena itu muncullah ide untuk menerapkan aturan mengenai 'pemakaian rok'. Akan tetapi, hal itu mendapat respon negatif dari beberapa negara, seperti di Malaysia, kubu oposisi Partai Pan-Islam Malaysia (PAS) menyerukan akan melakukan boikot terhadap turnamen-turnamen bulu tangkis.
Di antara para pebulu tangkis putri yang tampil di Wuhan, terdapat bermacam-macam respon mengenai penggunaan celana pendek dan rok.
"Seharusnya mengatur tentang apa yang kami lakukan, bukan apa yang kami pakai," kata pebulutangkis Denmark, Karina Jorgensen.
Pemain lain, yang menolak disebutkan namanya mengatakan, "Saya mengenakannya karena saya menyukainya, dan kekasih saya juga memintanya."
Sementara itu, minggu lalu, BWF telah meluncurkan kaus bergaya atlet sepeda untuk para wasit dan petugas teknis, yang merupakan upaya lain untuk mendongkrak popularitas olahraga ini.
Kontroversi penggunaan rok pada bulu tangkis menghasilkan perdebatan yang cukup seru layaknya di cabang tinju untuk bagian putri, yang akan secara resmi akan dipertandingkan untuk pertama kalinya di Olimpiade London#BADMINTON MANIA on Facebook
· · Bagikan
Hahah.. ayo jadi kita main blog
BalasHapusadaa mirna jugaaa :P
BalasHapusihh, oppa kok malah gak muncul yaa -,-
BalasHapusheiii aku baru datang ahahahaha :p
BalasHapus